Minggu, 27 November 2011

Tips Mengatasi Kesemutan

Kebanyakan orang pernah mengalami kesemutan kala duduk bersila terlalu lama atau tertidur dengan tangan tertindih kepala. Kondisi ini juga terjadi saat tekanan itu berlanjut tepat pada saraf. Namun, kesemutan akan hilang bila tekanan sudah tidak ada lagi.

Kesemutan juga bisa menjadi indikasi dari banyak penyakit, seperti diabetes melitus, hipertensi, saraf terjepit, gangguan aliran darah pada pembuluh darah tepi, maupun gangguan darah. Ada kalanya pada mereka yang belum diketahui mengidap diabetes, kesemutan dapat menjadi gejala awal diketahuinya diabetes.

Paresthesia atau kesemutan kronis sering merupakan simtom dari penyakit neurologis atau trauma kerusakan saraf. Penyebabnya adalah gangguan yang memengaruhi sistem saraf pusat seperti stroke dan stroke mini, multiple sklerosis, mielitis transversa, dan ensefalitis.

Tumor maupun lesi vaskular yang menekan otak atau sumsum tulang juga bisa menimbulkan paresthesia. Sindrom saraf seperti sindrom saluran carpal (CTS) bisa merusak saraf perifer dan menyebabkan paresthesia diiringi rasa nyeri.

Berikut ini sejumlah penyakit yang ditandai oleh gejala kesemutan.

1. Diabetes melitus (DM)

Pada pasien DM, kesemutan merupakan gejala kerusakan pada pembuluh darah. Akibatnya, darah yang mengalir di ujung-ujung saraf berkurang. Kondisi ini dapat diatasi dengan mengendalikan kadar gula darah secara ketat, juga mengonsumsi obat seperti gabapentin, vitamin B1 dan B12.

2. Stroke

Kesemutan dapat jadi tanda stroke ringan. Biasanya disebabkan sumbatan pada pembuluh darah di otak, yang mengakibatkan kerusakan saraf setempat. Gejala lain yang muncul: rasa kebas separuh badan, lumpuh separuh badan, buta sebelah mata, sukar bicara, pusing, penglihatan ganda dan kabur.

Gejala berlangsung beberapa menit atau kurang dari 24 jam. Biasanya terjadi waktu tidur atau baru bangun. Kondisi ini harus ditangani karena bisa berkembang menjadi stroke berat.

3. Penyakit jantung

Kesemutan tak hanya akibat neuropati tekanan, tetapi karena komplikasi jantung dengan sarafnya. Pada pasien jantung yang sedang menjalani operasi pemasangan klep, terdapat bekuan darah yang menempel. Bekuan itu bisa terbawa aliran darah ke otak, sehingga terjadi serebral embolik.

Bila sumbatan di otak mengenai daerah yang mengatur sistem sensorik, si penderita akan merasakan kesemutan sebelah. Jika daerah yang mengatur sistem motorik juga terkena, kesemutan akan disertai kelumpuhan.

4. Infeksi tulang belakang

Ini menyebabkan bagian tubuh dari pusar ke bawah tak dapat digerakkan. Penderita tak dapat mengontrol buang air kecil. Buang air besar pun sulit. Penyakit ini dinamakan mielitis (radang sumsum tulang belakang). Tingkat kesembuhan tergantung pada kerusakannya. Bisa sembuh sebagian, tetapi ada juga yang lumpuh.

5. Rematik

Penyakit ini bisa menimbulkan kesemutan atau rasa tebal. Dalam hal ini saraf terjepit akibat sendi pada engsel, misalnya sendi pergelangan tangan, berubah bentuk. Gejala kesemutan biasanya hilang sendiri bila rematik sembuh.

6. Spasmofilia (tetani)

Gejala kesemutan juga bisa merupakan tanda penyakit spasmofilia (tetani). Penyakit ini timbul karena kadar ion kalsium dalam darah berkurang. Penyebabnya adalah menurunnya tegangan karbondioksida dalam paru-paru. Gejala lain : kejang pada tungkai, sulit tidur, emosi labil, takut, lemah, sakit kepala sebelah atau migrain, dan hilang kesadaran.

7. Guillain-barre syndrome

Kesemutan bisa jadi salah satu indikasi penyakit ini. Ditandai gejala demam tinggi, batuk, dan sesak napas. Juga diikuti rasa kesemutan dan kebas. Kesemutan biasanya terasa di sekujur tubuh, khususnya pada ujung jari kaki dan tangan karena virus menyerang sistem saraf tepi.

Bila keadaan itu tidak segera diatasi, serangan akan berlanjut ke organ vital. Akibatnya, penderita merasa sesak napas dan lumpuh di seluruh tubuh.

8. Cytomegalovirus (CMV)

Ada kesemutan yang didahului flu berat. Kesemutan akan menghebat mulai dari ujung jari, menjalar hingga ke pusar. Penderita bisa hanya merasa kebas atau sampai sulit berjalan, berarti sumsum tulang belakang kena radang. Ini akibat serangan virus, biasanya cytomegalovirus.




Tips Mengatasi kesemutan:

1. Hindari posisi tubuh yang menekan syaraf dan peredaran darah. Misalnya menonton tv sambil tiduran, atau menulis di lantai sambil tengkurap. Bila ingin menulis sebaiknya duduklah di kursi dengan bokong merapat ke belakang dan punggung lurus menempel pada sandaran. Bila diperukan, cobalah pilih kursi ergonomis

2. Namun kalau Anda termasuk seseorang yang sensitif alias gampang kesemutan, Anda bisa mengurangi kesemutan dengan cara berolah raga secara teratur. Olah raga mempunyai banyak manfaat untuk melancarkan peredaran darah.

3. Perlu juga menjaga sikap tubuh yang baik, misalnya dengan menghindari menekuk kaki atau tangan terlalu lama. Atau bila sedang mengetik, istirahatkan jari sebentar, lenturkan jari, siku sehingga aliran darah kembali normal

4. Bila Anda duduk, jangan terlalu sering menyilangkan kaki, ini akan menghambat aliran darah dan bisa menyebabkan kesemutan

5. Pertahankan pola makan dengan memperhatikan cakupan gizi, vitamin dan nutrisi seimbang. Cobalah untuk menjaga agar kekurangan vitamin B1, karena dapat mengganggu aliran atau rangsangan pada sistem syaraf. Pebanyak makanan dari sumber vitamni B1, yaitu unsur besi yang banyak ditemukan pada daging merah, sayuran hijau segar, biji-bijian dan lain-lain.

6. Saat SMS gunakan jari lain selain jempol. gunakan stylus pen, keypead atau touch screen secara bergantian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar